Skip to main content

Kisah Hidup


Quarter Life Crisis


Quarter Life Crisis sepertinya merupakan kalimat yang sering aku dengar setiap tahunnya, karena semua orang pasti mengalaminya. Menurut Robbins dan Wilner (2001) Quarter Life Crisis sebagai krisis identitas yang terjadi akibat dari ketidaksiapan mereka pada saat proses transisi dari masa remaja menuju dewasa. Aku yakin semua orang yang berumur lebih dari 20 tahun pasti pernah mengalami hal ini, dan aku yakin semua orang pasti berhasil melewati masa kritis itu dengan cara yang berbeda.


Aku contohnya, pada awalnya aku tidak tahu kalau apa yang aku alami disebut quarter Life Crisis. Setelah lulus SMA, aku tidak melakukan apa-apa karena yang aku bisa hanya belajar dan belajar sedangkan melihat keadaan keluarga tidak memungkinkan untuk kuliah. Awalnya aku biasa saja karena aku anggap sebagai istirahat setelah 12 tahun belajar. Tapi setelah 1 tahun aku mulai merasa tidak nyaman setiap liat sosial media dan melihat temanku meng-upload twibbon kampusnya atau menikah. Aku pun memutuskan untuk menutup sosial mediaku dan menguninstall aplikasinya. Aku mulai memikirkan hal yang buruk, “aku setidakberguna ini kah?”, “aku hanya jadi beban”, “Apa yang harus aku lakukan?”, “Mereka udah keren, aku masih gini-gini aja”, pada akhirnya aku tidak bisa melakukan apa yang aku inginkan karena udah down duluan.


Sampai akhirnya aku tidak sengaja melihat video lirik lagu boyband kpop Stray Kids berjudul “Grow up”, aku tidak bisa menahan tangis, aku menangis sangat kencang, aku ingat hari itu sedang hujan jadi aku bis menangis dengan keras tanpa khawatir mengganggu tetangga. Sampai saat ini lagu itu menjadi comfort song aku. Sejak saat itu aku menjadi penggemar mereka. Lirik lagu mereka kebanyakan tentang kehidupan. Selain “Grow up” masih banyak lagu mereka yang liriknya sangat menginspirasi seperti “My Pace”, liriknya tentang “Setiap orang memiliki jalannya masing-masing, jangan bandingkan jalan diri sendiri dengan orang lain”.


Selain itu, aku juga banyak mendengarkan tausiyah serta membaca Al-Qur’an tentang bagaimana untuk belajar ikhlas dengan apa yang kita tidak dapatkan, dengan apa yang sudah terlanjur terjadi. Akhirnya hidupku jauh lebih tenang, tidak apa-apa kalau aku berbeda dengan yang lain, tidak apa-apa jika terlambat yang penting aku ikhlas dengan semuanya InsyaAllah, Allah akan bantu ❤️ dan beginilah aku sekarang menjadi Mahasiswa Universitas Setia Budhi Rangkasbitung jurusan PGSD yang sedang memasuki semester 6 sekaligus guru di RA Nurul Iman Cikotok (filial RA Nurul Falah Ciherang) serta guru TKQ Nurul Iman Cikotok. Tidak ada yang tidak berguna di dunia ini, asal tetap berikhtiar, InsyaAllah, Allah akan permudah segalanya.